Thursday, September 17, 2009

Fwd: RUMAH TIARA


RUMAH TIARA


Puasa sebagai latihan dermawan

Posted: 13 Sep 2009 09:54 AM PDT

SUDAH menjadi maklum bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa bagi ummat Islam, di dalamnya semua ummat pemeluknya diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh. Inti puasa adalah mengendalikan diri dari ajakan nafsu yang mementingkan kenikmatan sesaat. Dari situ kita dapat mengambil gambaran bahwa backgraund Bulan Ramadhan adalah sebagai bulan untuk bengkel ruhani sekaligus tempat dimana kita dilatih dan didik untuk mengendalikan nafsu yang lebih memanjakan diri dan memperturutkan hawa nafsu, minimal mencegah keinginan untuk makan di siang hari.

Jika dikalkulasi matematis maka ibadah puasa memberikan pelajaran berharga yang berkaitan dengan kedermawanan dan kasih sayang antar sesama. Mari kita urai alur logikanya. Kalau hari-hari biasa kita makan sebanyak tiga kali dalam sehari, makan di waktu pagi, siang dan malam maka berbeda halnya dengan jadwal makan pada saat-saat berpuasa, yang membutuhkan makan dua kali yakni di waktu sahur dan berbuka. Nah, dari sini kita dapat menghitung bahwa ada limit denet makan siang yang terlewatkan, hal ini secara tidak langsung menyisakan materi yang harusnya di makan waktu siang justeru tidak dipakai, materi itulah yang mendorong kita semua untuk belajar berbagi kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Oleh karena itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ibadah puasa adalah ibadah yang mengajarkan kepada kita untuk hidup dermawan, dan peduli dengan orang lain yang kekurangan.

Material makan siang yang dikalikan selama sebulan penuh menjadi modal bagi kita untuk mengaplikasikan sikap dermawan yang kita punya. Karena itu tidak alasan untuk tidak menjadi dermawan. Pengalaman sehari-hari ada sebagian orang yang beralibi bahwa :"sebenarnya kita juga ingin bersikap dermawan kepada saudara-saudara yang membutuhkan, tetapi apa yang kita pakai untuk modal kedermawanan," di sinilah letak jawabannya. Modal kedermawananmu adalah kalkulasi uang makan siang yang tidak engkau makan. subhanallah sungguh luhur ajaran Agama Islam…

Sekilas dalam benak kami pun terlintas mungkin inikah yang digariskan oleh al Qur'an bahwa di antara ciri orang yang bertaqwa adalah orang yang melakukan infaq (bc: dermawan) dalam keadaan sempit maupun dalam keadaan lapang:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ.

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali-Imran:134)

Pendek kata, sikap dermawan tidak harus dimiliki oleh orang-orang yang kaya saja, tetapi dermawan adalah sebuah sifat, dalam ilmu filsafat sebuah sifat bisa menempel di mana-mana baik orang kaya maupun orang tak punya, hanya yang membedakan adalah bentuk konkrit aplikasinya. Yang kaya tentu berlaku dermawan dengan hartanya, orang yang berilmu berbuat dermawan dengan mengajarkan ilmu yang dia punya, bagi orang miskin ia pun bisa berbuat dermawan dengan perkataan, perangai dan watak lainnya.

Jika ada orang yang mengatakan tidak bisa berbuat dermawan karena tidak mempunyai modal maka sungguh itu hanyalah sebuah alasan belaka…
Salam dari M. Wiyono
You are subscribed to email updates from RUMAH TIARA
To stop receiving these emails, you may unsubscribe now.
Email delivery powered by Google
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610



--
TTd
M wiyono
pemilik
Http://www.rumahkutiaraku.blogspot.com

0 komentar: